Blog

dr. Juwana : “Terima Kasih, Saya Sudah Menjadi Bagian dari Stikes Banyuwangi”
Lebih Dekat

dr. Juwana : “Terima Kasih, Saya Sudah Menjadi Bagian dari Stikes Banyuwangi”

dr. Juwana bersama keluarga

Sosoknya yang cerdas, peduli, terampil dan selalu berinovasi menjadi keseharian dari dr. Juwana, pria yang saat ini tengah menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Selain itu beliau adalah dosen yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi. Bagaimana Stikes Banyuwangi dimata dr. Juwana? Apa saja harapan dan masukannya untuk Stikes Banyuwangi? Berikut petikan wawancara dokter Juwana dengan Majalah Smart di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, belum lama ini.

Sejak Kapan Mulai Mengajar di Stikes, dan Mengapa Tertarik untuk Mengajar di Stikes?

Saya mengajar di Stikes saat masih berstatus Akper (Akademi Keperawatan, red) Blambangan. Saat itu diminta untuk mengajar. Cukup banyak mata kuliah yang saya pegang diantaranya Fisiologi, Mikrobiologi, dan KB. Dulu saya juga mengajar mulai dari sejarah KB hingga kaitannya dengan kependudukan. Sekarang sudah dipecah-pecah.

Yang membuat saya tertarik untuk mengajar di Stikes, bahwa ilmu itu tidak harus dimiliki sendiri. Ketika saya mengajar, selalu saya kaitkan dengan kehidupan. Itu yang menarik buat saya. Kita seharusnya menerapkan ilmu pada lingkungan kita. Sehingga mengajar bukan hanya berbagi ilmu. Dan saat ini saya mengajar mata kuliah Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KBKR) khusus untuk prodi Kebidanan.

Metode apa yang Biasa Digunakan untuk Mengajar di Stikes, dan apa Saja Kesulitannya?

Saya sangat menyukai mahasiswa yang ramah, rajin dan disiplin waktu. Bahkan sampai sekarang, mahasiswa yang angkatan lama kalau ketemu saya di jalan selalu memberi hormat. Saya juga suka mahasiswa yang selalu ingin tahu.

Metode yang saya gunakan, setelah mengajar saya beri waktu untuk tanya jawab, saya beri tugas belajar kasus, saya sarankan untuk belajar kelompok. Itu suatu pelajaran yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Itu cara saya menyampaikan.

Saat ini Dokter juga Menjabat sebagai Kabid Kesmas pada Dinas Kesehatan. Kalau Boleh Tahu Peran apa saja yang Dokter Lakukan pada Bidang itu?

Peran saya disini melakukan pengawasan yang berjenjang terhadap semua program yang ditujukan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak, membuat program kesehatan yang sesuai dengan problematika kesehatan pada ibu dan anak, melakukan sosialisasi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat bagi ibu dan anak, menurunkan angka kematian ibu dan anak serta promosi pemberdayaan masyarakat.

Inovasi program yang sudah kami lakukan saat ini adalah Arisan Jamban di wilayah Puskesmas Mauponggo NTT di Kabupaten Banyuwangi, CEPLes Nyamuk, Gerakan Puskesmas BerHati MP3, HarGa PAS, Anak TOKCer, Care dan Quick Response, Aku beraksi, membentuk kader motivator Gizi “Si Dekat Manfaat”, Gemari Gunakan Jamban, Inspektur cilik WASKITA dan PaMan tak rESAH.

Sebagai Seorang Dokter yang Memiliki Aktivitas Cukup Padat, Bagaimana Cara Dokter dalam Membagi Waktu Bersama Keluarga?

Dalam urusan keluarga, kini kedua putri saya semuanya sudah menjadi dokter, dan semuanya lulusan Universitas Brawijaya. Aslinya saya malah tidak menganjurkan mereka untuk menjadi dokter. Karena seorang dokter itu waktu dan hidupnya didedikasikan untuk orang lain. Anak saya pun saya beri gambaran bahwa profesi dokter itu “panggilan”. Lebih dari separuh hidupnya untuk orang lain. Bahkan seorang dokter juga harus menjadi panutan untuk masyarakat. Tapi pada akhirnya mereka tetap memilih kuliah dengan mengambil kedokteran. Dan sekarang anak pertama sudah bertugas di NTT.

Menurut Dokter Bagaimana dengan Perkembangan Stikes Banyuwangi saat ini?

Saya rasa Stikes Banyuwangi dibawah pemerintahan Ketua Stikes sangat bagus. Perubahan demi perubahan terus dilakukan. Termasuk dari segi sarana prasarana dan SDMnya. Banyak inovasi terbaru yang sekarang terbukti membuat Stikes Banyuwangi semakin bagus dan berkembang. Apalagi dengan adanya program-program dari UKS yang hanya ada di Stikes Banyuwangi. (sambil mengacungkan jempol)

Terakhir, apa Pesan dan Harapan Dokter untuk Stikes Banyuwangi?

Stikes Banyuwangi saat ini sudah jauh lebih baik. Namun “mempertahankan” akan jauh lebih sulit. Saya juga masih “belajar” untuk itu. Ditengah persaingan perguruan tinggi yang semakin ketat, sulit mempertahankan punya kita yang sudah baik. Itu saja pesan saya untuk Stikes Banyuwangi. Terima kasih saya sudah menjadi bagian dari Stikes Banyuwangi. (tersenyum)

                                                                             Curiculum Vitae:

Nama                        : dr. Juwana

Nama Istri               : dr. Liastutik

Nama Anak             : 1. dr. Stephanie Darda

2. dr. Elyana

 Riwayat Pendidikan:

  1. SD Negeri VI Wirosari
  2. SMP Negeri Wirosari
  3. SMAK III IPA Semarang
  4. S1 Kedokteran Universitas Brawijaya

Pelatihan yang Pernah Diikuti:

  1. Diklat pegawai
  2. Prajabatan
  3. Peningkatan Manajemen
  4. Analisis biaya
  5. Supervisor Quality Assurance
  6. Klinis: Norplant, Vasectomy, Akupuntur, Standarisasi Keterampilan Klinik, Yankes, Yan Jiwa dll

 Riwayat Pekerjaan:

  1. Bekerja sebagai dokter di RS Malang
  2. Puskesmas Mauponggo NTT
  3. Puskesmas Singojuruh Banyuwangi
  4. Puskesmas Singotrunan Banyuwangi
  5. Bidang KB dan Pemberdayaan Keluarga
  6. Bidang P2P Dinkes Banyuwangi
  7. Bidang Yankes dan Farmasi Dinkes
  8. Bidang Kesehatan Keluarga
  9. Bidang Kesehatan Masyarakat

 Penghargaan yang Pernah Diterima:

  1. Dokter terbaik II tahun 1993
  2. Dokter teladan II tahun 1993
  3. Dokter teladan I tahun 1997
  4. Dokter teladan oleh Menkes tahun 1997

Counter