Nanopartikel dari Ekstrak Etanol Labu Siam untuk Pembuatan Tablet Hisap
Labu siam yang mempunyai nama latin Sechia edule merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai sayur. Adanya kandungan air dan rasanya yang manis serta tekstur yang lembut membuat tanaman ini banyak digemari masyarakat.
Tanaman ini dibudidayakan oleh masyarakat termasuk masyarakat yang ada di Dusun Curah Leduk, Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, Labu siam juga mempunyai manfaat lain di bidang kesehatan. Hal ini berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Penelitian terkait manfaat Labu Siam telah banyak dilakukan baik secara preklinik maupun klinik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Labu Siam dapat membantu mengontrol tekanan darah dan kolesterol, anti oksidan, anti peradangan, dll. Manfaat ini diketahui karena didalam Labu Siam mengandung metabolit sekunder seperti Flavonoid. Senyawa aktif yang diduga mempunyai khasiat yaitu phloridzin, naringenin, floretin, dan epigenin.
Untuk menjadikan Labu Siam menjadi meningkat kemanfaatannya maka dibuatlah tablet hisap dengan bahan aktif dari Labu Siam. Tablet hisap ini direncanakan untuk pasien Hipertensi agar dapat membantu mengontrol tekanan darah. Namun permasalahan dalam pembuatan tablet hisap dari tanaman yaitu kelarutan dan bioavaibilitas bahan aktif yang rendah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menjadikan Labu siam berukuran nanopartikel. Ukuran nanopartikel ini pun dapat menjadi solusi agar kadar obat didalam darah maksimal dan tetap berada pada rentang kadar efektif obat. Pasien Hipertensi harus rutin mengkonsumsi obat agar tekanan darah dapat terkontrol selain menjaga gaya hidup.
Pembuatan nanopartikel dapat dilakukan dengan berbagai metode misalnya metode gelasi ionik. Gelasi ionik (coaservation) merupakan pembentukan nanopartikel berupa campuran dua fase untuk membentuk koaservat. Metode gelasi ionik dipilih karena dapat membentuk ukuran nanopartikel yang stabil.
Pada metode gelasi ionik, bahan-bahan yang digunakan adalah larutan Kitosan 1%, Tween 80, dan larutan Natrium Tripolifosfat (NaTPP) 0,5%. Larutan kitosan merupakan ion bermuatan positif (kation) yang direaksikan dengan ion bermuatan negatif berupa NaTPP. Kedua larutan akan membentuk sebuah ikatan yang kompleks dengan bahan aktif. Metode gelasi ionik dapat menggunakan berbagai macam variasi kitosan dan TPP sebagai polimer.
Pembuatan diawali dengan ekstraksi Labu Siam menggunakan pelarut Etanol 70% dengan metode maserasi. Keunggulan metode maserasi adalah mudah dan tidak merusak metabolit sekunder.
Sebelum maserasi maka Labu siam disortir, dirajang, dan dikeringkan untuk mengurangi kadar air. Maserasi dilakukan selama beberapa hari. Hasil maserasi (maserat) diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator pada suhu 60°C hingga diperoleh ekstrak kental.
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan nanopartikel dari ekstrak kental Labu Siam. Kitosan ditimbang sejumlah tertentu dan dilarutkan ke dalam asam asetat glasial 1%, aduk menggunakan magnetic stirer dengan kecepatan dan waktu tertentu.
Kemudian ditambahkan Tween 80 mL dan ekstrak kental Labu siam. Lakukan pengadukan kembali menggunakan magnetic stirer. Tahapan akhir adalah menambahkan sedikit demi sedikit larutan NaTPP (NaTPP dilarutkan dalam aquadest) ke campuran diatas sambil diaduk menggunakan magnetic stirer. Larutan yang sudah jadi didiamkan selama 1×24 jam sebelum dilakukan pengukuran partikel.
Pengukuran partikel dilakukan menggunakan alat Particle Size Analyzer (PSA). Alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi ukuran partikel dalam ukuran nano.
Hasil pengukuran nanopartikel diperoleh diameter 556,5 nm. Hasil pengukuran ini memenuhi syarat ukuran nanopartikel suatu obat yaitu 10-1000 nm. Pembentukan nanopartikel dipengaruhi oleh perbandingan ekstrak, kitosan, dan NaTPP; perbandingan kitosan dan NaTPP; jumlah kitosan dan ekstrak; serta pH kitosan. Untuk pembuatan tablet masih dalam proses pengerjaan.
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi pembuatan sediaan farmasi dengan bahan dasar tanaman yang nantinya menjadi alternatif terapi untuk pasien Hipertensi. Selain itu memanfaatkan kekayaan hayati lokal masyarakat Banyuwangi.
Ketua : Rindu Ananda Aprilia
Anggota : Ni Putu Happy Ana Kristina Dewi, Alila Fingkita Sari, Rita Gustina
Dosen Pendamping : apt. Anung Kustriyani, M.Farm.Klin.