
Erik Toga: “Prestasi Stikes, adalah Hasil Eksistensi dari Proses yang Telah Dilalui”

Elingo riko iku kudu taat orangtua dan agama, arti sebuah nama dari seorang pria yang saat ini menjadi Wakil Ketua (Waka,red) Dua Bidang Sarana Prasarana di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi, atau yang dikenal dengan nama Erik Toga, M.Kes. Selain itu, beliau juga merupakan dosen yang mengajar di Stikes Banyuwangi. Bagaimana kesan Erik Toga menjadi bagian dari keluarga besar Stikes Banyuwangi? Berikut jawaban yang diberikan saat diwawancara oleh Majalah SMART di ruangannya, belum lama ini.
Sejak Kapan Bergabung di Stikes Banyuwangi?
Saya bergabung sekitar tahun 2007, saat itu saya masih ditugaskan untuk mengelola administrasi keuangan dan akademik di kampus Genteng. Jadi pada tahun itu, Stikes Banyuwangi membuka program Keperawatan Non Reguler berkampus di Genteng. Saya dan beberapa alumni yang berada di wilayah dekat sana, bersama-sama ikut membantu mengelola program tersebut. Kurang lebih dua tahun disana, sekitar tahun 2008 saya merangkap tugas di kampus induk yakni Banyuwangi, dulu kampusnya masih di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan. Pagi di Banyuwangi sore di Genteng, terus pulang-pergi kurang lebih satu tahun. Peran awal saya di kampus induk membantu dibagian personalia, kemudian di BPRTLADI lalu Plt Waka 2, dan sekarang menjadi Wakil Ketua Dua yang membidangi sarana dan prasarana.
Seberapa Jauh Mengenal Stikes Banyuwangi?
Dari tahun 2007 awal bergabung hingga sekarang tahun 2019. Stikes Banyuwangi telah mengalami banyak perkembangan. Kampus Stikes terus berbenah, mulai mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh RISTEKDIKTI. Perubahan yang pesat terjadi pada perkembangan tata kelola, akademik dan infrastruktur. Selain itu, inventaris sudah mulai terpusat. Yang mana, saat itu Stikes berada dimasa peralihan atau konversi dari akademi keperawatan menjadi sekolah tinggi. Pada intinya, di usianya yang telah beranjak 12 tahun, dengan aset yang dimiliki saat ini, serta tata kelola dan sarana prasarana yang terus diperbaiki, Stikes Banyuwangi telah menuju kearah yang lebih baik.
Selain berperan pada struktural, bapak juga merupakan dosen yang sering mengajar tentang Pancasila. Alasan apa yang membuat bapak tertarik mengisi posisi sebagai dosen?
Alasannya karena memang peran dasar saya adalah dosen. Selain itu, karena justru berada di struktural, DIKTI memberikan aturan bahwa pihak struktural selain mengatur tata kelola atau management, juga dituntut untuk mengajar yang itu mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kalau terkait mata kuliah yang diajarkan, selain pancasila saya juga mengajar antropologi ISBD. Dasarnya ialah karena sejauh ini mahasiswa masih banyak yang menganggap pancasila merupakan mata kuliah yang penting tapi tidak penting. Saat saya berusaha menggali, yang bisa saya tangkap yakni kebanyakan mahasiswa melihat pancasila dari kulitnya saja. Secara filosofi mereka belum memaknai betul. Disinilah tugas saya, lebih memahamkan kepada mereka.
Moment apa yang Paling Berkesan Selama Bergabung di Stikes Banyuwangi?
Moment berkesan yang paling saya rasakan yakni saat Stikes Banyuwangi harus pindah lokasi kampus dari kampus timur menuju ke kampus yang baru (yang sekarang ini), sekitar tahun 2010. Masa-masa itu, benar-benar perjuangan. Moment lainnya ialah saat persiapan akreditasi pertama kalinya, yakni D3 Keperawatan. Pada kedua moment tersebut semua rata, semua action, disitu tidak lagi terlihat mana bawahan, mana atasan. Kita bekerjasama, nampak rasa kepedulian antar sesama. Dimana saat itu benar-benar pikiran, fisik dan otot bekerja.
Jika kita sedikit flashback, Stikes Banyuwangi telah banyak menoreh penghargaan sepanjang tahun 2018. Baik dari SDM, Mahasiswa, atau unit-unit yang lain. Tentunya bapak sebagai wakil ketua dua, turut memiliki peran. Bangaimana tanggapan bapak terkait hal itu?
Menurut saya, itu adalah bukti nyata eksistensi kita. Bahwa Stikes menunjukkan sebuah keberhasilan dari proses yang selama ini telah banyak dilakukan. Ibarat pepatah “Proses tidak akan mengkhianati hasil”. Kita hanya perlu untuk terus memiliki inisiatif, kreatif, berinovasi pada hal-hal yang dapat mengangkat citra baik Stikes. Namun tetap, bagi saya masih banyak target-target besar lainnya yang masih menjadi PR semua keluarga besar Stikes Banyuwangi.
Pada tahun 2019 ini, era milenial telah memasuki pada Industri 4.0 . Bagaimana persiapan Stikes dalam mengikuti perkembangan tersebut?
Industri 4.0 memang sudah dimulai dipenjuru dunia. Di Indonesia, masih didesain terkait blueprintnya. Dari Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) yang saya ikuti di Malang beberapa waktu lalu, pemerintah menginginkan nantinya semua blueprint kementrian memiliki satu standar. Mau tidak mau, kita memang harus bisa mengikuti perkembangan itu.
Industri 4.0 itu sendiri lebih mengarah pada dunia yang berbasis system. Pada bidang instansi pendidikan, yang menjadi capaiannya bukan lagi pembangunan sarana prasarana atau SDM atau yang bersifat fisik. Melainkan lebih kearah relationship sosial masyarakat, penggunaan media sosial, daring, dimana semua itu dikendalikan oleh system. Sehingga, setiap instansi diharuskan kreatif serta inovatif. Modalnya adalah memperkuat dibidang IT (Informasi dan Teknologi). Misalnya dengan adanya pembelajaran daring, Google Class Room atau sejenisnya.
Untuk Stikes sendiri, persiapan-persiapan menghadapi era Industri 4.0 terus dibenahi. Beberapa fungsi fisik telah dibantu juga oleh system. Misalkan untuk proses promosi kampus, proses pendaftaran mahasiswa baru, wisuda, dan lain sebagainya dapat dilakukan secara online yang dapat diakses dalam satu situs, yakni webisite resmi Stikes Banyuwangi. Terkait pembelajaran berbasis IT, forumnya sudah mulai kita kembangkan, tinggal penggunaan user dari sivitas akademika Stikes Banyuwangi untuk lebih aktif.
Apa Harapan untuk Stikes Banyuwangi ditahun 2019?
Berbicara harapan, tentunya berharap menjadi lebih baik. Minimal mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan sejauh ini. Sivitas akademikanya semakin solid dan kompak, karena masih banyak proses yang harus dilalui bersama. Target-targetnya dapat tercapai sesuai visi dan misi dari Stikes itu sendiri. Selain itu, keinginan untuk bisa menambah program studi dapat terwujud sesuai yang telah direncanakan.
Adakah Pesan yang Ingin Disampaikan untuk Stikes Banyuwangi?
Terimakasih, telah memberi kesempatan saya untuk mengabdi disini. Semoga lebih eksis lagi, berjaya dalam jangka panjang, serta barokah.
Daftar Riwayat Hidup
1. DATA PRIBADI
Nama : Erik Toga, S.TP., M.Kes.
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 3 juli 1982
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : JL. Mendut IX/no 8 Banyuwangi
No. HP : 0811307333
E-mail : [email protected]
2. RIWAYAT KELUARGA
a. Istri
Nama : Kusumawardani, S.H.
Pekerjaan : Aparatur Sipil Negara, BPK RI Auditor Kantor Perwakilan Jawa Timur
b. Anak
Nama : Aurel Zaahraa Khalisha Toga
Pekerjaan : Pelajar SDN Penganjuran IV Banyuwangi
3. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1994 – Lulus dari SDN Kepatihan 3 Banyuwangi
1997 – Lulus dari SMPN 1 Banyuwangi
2000 – Lulus dari SMU Darul Ulum 2 Jombang
2006 – Lulus dari S1 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
2013 – Lulus dari S2 Magister Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. PENGALAMAN KERJA
2008 – Sekarang Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
5. PENGALAMAN ORGANISASI
2012 – 2014 Sekretaris I Forum Kota Sehat Kabupaten Banyuwangi
2014 – sekarang Sekretaris Pengurus Wushu Sanda Indonesia Kabupaten Banyuwangi
2014 – sekarang Anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kabupaten Banyuwangi