Notice: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u6815507/public_html/wp-content/themes/atomlab/framework/class-aqua-resizer.php on line 129

“dr. Edy Hermanto: Stikes Banyuwangi Harus Memiliki Layanan Gawat Darurat”
Sosoknya yang ramah, kreatif dan rendah hati menjadi keseharian dari dr. Edy Hermanto (49). Pria yang akrab disapa dokter Edy ini adalah salah seorang dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi, Kepala Puskesmas Klatak, sekaligus pemilik Klinik Brawijaya yang terletak di jalan Brawijaya Banyuwangi. Bagaimana Stikes Banyuwangi dimata dokter Edy? Apa saja harapan dan masukannya untuk Stikes agar semakin maju dan berkembang? Berikut petikan wawancara dokter Edy dengan Stikes Banyuwangi di kantor Puskesmas Klatak, belum lama ini.
Sejak Kapan Bergabung Dengan Stikes Banyuwangi? Dan Apa yang Membuat Dokter Tertarik Untuk Mengisi Posisi Sebagai Dosen?
Saya mulai bergabung di Stikes sejak tahun 2004. Waktu itu namanya masih Akper (Akper Blambangan-red), kampusnya masih di sebelah timur itu. Kenapa saya tertarik sebagai dosen? Ya karena hobi. Karena saya senang dengan komunikasi, maka dari itu hobi saya ini disalurkan lewat mengajar. Dengan menjadi dosen akan membuat wawasan saya terus menjadi fresh, terutama ketika mencari jawaban dari mahasiswa. Dari situlah saya terus belajar dan belajar.
Menurut Dokter Bagaimana Dengan Perkembangan Stikes Banyuwangi Saat Ini?
Loncatannya tinggi sekali, terutama dalam hal pembangunan fisiknya. Untuk kualitas keilmuan juga bagus karena sekarang ini dosen Stikes sudah banyak yang lulusan S2. Ini membuktikan bahwa Stikes tidak hanya meningkatkan pembangunan fisik saja, namun juga kualitas sumber daya manusianya.
Kita Ketahui Bersama Bahwa Selain Menjadi Dosen, Dokter Juga Seorang Pengusaha Karena Pemilik Klinik Brawijaya. Dan Kedepan Stikes Banyuwangi Juga Berkeinginan Untuk Membuka Klinik. Adakah Saran Atau Masukan Untuk Stikes?
Menurut saya itu sangat potensial sekali ya. Saran saya agar berkembang, kalau bisa klinik harus berada di luar kampus. Selain itu harus memiliki layanan BPJS, karena sekarang ini masyarakat Banyuwangi sudah banyak yang memiliki jaminan kesehatan BPJS. Stikes bisa bekerjasama dengan perusahaan asuransi. Setelah klinik berdiri bisa didukung dengan tenaga dari mahasiswa.
Saya dulu pernah mengusulkan Stikes supaya membuka layanan Gadar atau Gawatdarurat. Tinggal mengelola KSRnya saja (UKM Korps Suka Rela-red) sebenarnya sudah bisa jalan. Kemudian masyarakat bisa mengakses melalui layanan panggilan. Ketika setiap kali ada kejadian kecelakaan lalu lintas misalnya, Stikes bisa datang dan menolong mereka. Dengan begitu Stikes juga tidak usah promosi. Karena masyarakat sudah bisa melihat keberadaan dari Stikes Banyuwangi. Dari situ mahasiswa dapat ilmunya, orang yang ditolong alhamdulillah, kerjasama dengan pihak luar juga luwes, Stikes juga untung. Seharusnya sudah harus berkembang kalau kita melihat perkembangan Stikes saat ini.
Sebagai Kepala Puskesmas Klatak, Dokter Juga Sering Menerima Mahasiswa Stikes Banyuwangi untuk Praktek Di Puskesmas, Bagaimana Pendapat Dokter Tentang Mahasiswa Stikes?
Mereka semua sangat disiplin dan sangat menghargai waktu. Masalah skill kita semua sangat welcome. Yang selalu saya ajarkan kepada mahasiswa adalah kalau sedang praktek disini jangan cengeng. Mereka harus bisa mandiri. Semua ilmu yang didapat harus benar – benar dimengerti. Kebanyakan mereka disini belajar tentang penanganan pap smear maupun pemeriksaan IMS. Karena di Puskesmas ini semua sudah ada.
Kedisiplinan itu juga saya terapkan ketika saya mengajar di kelas. Kebetulan di Stikes saya mengajar mata kuliah Kegawatdaruratan, Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). Tiap saya mengajar saya selalu datang tepat waktu. Saya ingin menjadikan mahasiswa semakin dewasa, terutama dalam hal waktu. Hal itu bisa terlihat ketika saat saya mengajar, mereka diam dan memperhatikan. Begitu juga ketika saya memberikan tugas kelompok, kelompoknya selalu saya bagi berdasarkan nomor urut absen. Saya biasakan mereka welcome dengan teman – temannya. Coba kalau kelompoknya mencari sendiri, pasti mereka mencari kelompok berdasarkan gengnya sendiri hehehe.
Terakhir Apa Pesan yang Ingin Disampaikan Untuk Stikes Banyuwangi, dok?
Saya ingin berpesan, selalu tangkap masa depanmu. Jangan pernah menjadi korban perubahan dan jangan ditabrak dengan perubahan. Untuk Stikes Banyuwangi, terus tingkatkan pelayananmu kepada masyarakat. Mengenai ide layanan panggilan darurat sangat bagus apabila diterapkan di Stikes. Seperti yang terjadi di Toronto, Kanada. Semua driver layanan panggilan Gadar adalah tenaga paramedis yang fleksibel. Jadi ketika sedang berada di lapangan dan terjadi sesuatu pada masyarakat, mereka bisa bertindak sebagai driver maupun paramedis. Mudah – mudahan ini bisa diterapkan di Stikes Banyuwangi. (*)
Curriculum Vitae:
Nama : dr. Edy Hermanto
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 2 Mei 1967
Alamat : Jalan Brawijaya 46 B Banyuwangi
Nama Istri : Uminingsih, SE
Nama Anak : 1. Hafis Alfaro (20)
2. Rafi Zulfikar (14)
3. Ismail Rasyid (12)
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Tamansuruh Kec. Glagah, Banyuwangi, lulus 1979
2. SMP Negeri IV Banyuwangi, lulus 1982
3. SMA Negeri I Banyuwangi, lulus 1985
4. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, lulus 1994
Pengalaman Kerja :
1. Dokter lepas pantai, Pertamina, 1995
2. Kepala Puskesmas Jati Banteng, Kab. Situbondo, 1996-1998
3. Dokter Perusahaan di Chevron of Texaco Indonesian Bussines Unit, 1999- 2003
4. Kepala Puskesmas Licin, Banyuwangi, 2003-2007
5. Kepala Puskesmas Klatak, Banyuwangi 2008 s/d sekarang
6. Dosen tamu Stikes Banyuwangi, 2005 s/d sekarang
7. Pengurus PMI Cabang Banyuwangi, 2009 s/d sekarang
Training yang Pernah Diikuti:
1. Pelatihan dokter lepas pantai, Pertamina Jakarta, 1995
2. Advance Trauma Life Support (ATLS), RSCM, Jakarta, 1999
3. Advance Cardiac Life Support (ACLS), RS Harapan Kita, Jakarta, 2000
4. Hygiene Perusahaan & Kesehatan Kerja, Kanwil Depnaker Jawa Timur, Surabaya, 2000
5. Ahli Keselamatan & Kesehatan Kerja Umum, Departemen Tenaga Kerja, Jakarta, 2002
6. Sosialisasi Audit Medis, Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia, 2005
7. Training of Trainer (TOT) Desa Siaga, bidang kegawatdaruratan & bencana, 2006
8. Pelatihan Penanganan Obstetri Neonatal Dasar, Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur, 2007
9. Pelatihan Tehnologi Kontrasepsi Terkini (Contraseptive Tehnologi Update), 2008