Blog

Molnupiravir : Bermula dari Antivirus untuk Flu menjadi Antivirus Covid-19
Info Kesehatan

Molnupiravir : Bermula dari Antivirus untuk Flu menjadi Antivirus Covid-19

Oleh :

Anung Kustriyani *

Perkembangan kasus COVID-19 masih berlanjut. Jumlah pasien terkonfirmasi positif juga terus dilaporkan setiap hari. Pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 bisa disebabkan oleh berbagai varian virus Corona. Varian terkini dari virus Corona adalah Omicron. Varian Omicron ini sedang menunjukkan peningkatan jumlah kasus di Indonesia.

Anung Kustriyani, M.Farm., Klin Merupakan Salahsatu Dosen Farmasi Stikes Banyuwangi
Dosen Farmasi, Anung Kustriyani, M.Farm., Klin

Penelitian dibidang farmasi masih terus berlangsung. Penelitian tersebut mengikuti perkembangan dari virus Corona. Penelitian yang telah dilakukan baik mencari obat baru untuk mengobati COVID-19 atau menggunakan antivirus yang telah ada. Antivirus yang bisa digunakan untuk terapi COVID-19 adalah Favipiravir, Remdesivir, dan lain-lain.

Obat-obatan tersebut tersedia dalam berbagai bentuk sediaan misal tablet atau injeksi. Indikasi penggunaan antivirus pun beragam. Bisa digunakan untuk pasien COVID-19 derajat ringan hingga berat.

Update antivirus yaitu Molnupiravir. Desember 2021, FDA mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat Molnupiravir. Namun, Inggris merupakan negara pertama yang menyetujui penggunaan Molnupiravir sebagai terapi COVID-19 di negaranya pada Nopember 2021.

Indonesia sendiri EUA Molnupiravir baru dikeluarkan pada 13 Januari 2022. Hal ini diketahui dari situs Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM melakukan siaran pers terkait EUA untuk Molnupiravir.

Baca Juga: Gunakan Masker Ganda, Salah Satu Tips Cegah Covid 19

Molnupiravir merupakan antivirus yang dapat digunakan untuk pasien COVID-19 derajat ringan hingga sedang, pasien yang mempunyai resiko keparahan menjadi derajat berat dan kecendurangan mengalami rawat inap di Rumah Sakit. Namun, antivirus ini hanya dapat digunakan untuk pasien dengan usia diatas 18 tahun. Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan kapsul dengan kekuatan obat 200 mg tiap kapsul.

Dosis Molnupiravir adalah 2×800 mg sehari artinya untuk setiap kali minum dibutuhkan 4 kapsul. Lama penggunaan obat ini juga dibatasi hanya untuk 5 hari saja. Molnupiravir juga tidak disarankan untuk pencegahan terhadap COVID-19.

Bermula dari pengembangan obat baru untuk antivirus pada penyakit enfecalitis dan influenza, ternyata Molnupiravir juga diketahui terbukti mempunyai keampuhan untuk melawan virus SARS-CoV dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).

Painter dan timnya menemukan bahwa NHC (N4-Hydroxycytidine), suatu analog ribonukleosida, mempunyai keunggulan jika digunakan sebagai terapi.

Diantara keunggulan analog ribonukleosida adalah dapat mengelabuhi enzim yang mereplikasi kode genetik RNA sehingga masuk kedalam genom virus.

Hal lain yang menarik dari analog ribonukleosida yaitu virus tidak mudah menjadi resistensi dan kurang berpotensi mengalami mutasi menjadi varian yang lebih berbahaya. Namun, Painter perlu melakukan modifikasi pada NHC agar lebih mudah diserap kedalam saluran cerna. Dengan adanya pemikiran tersebut terciptalah Molnupiravir.

Diambil dari website Universitas Emory, nama “Molnupiravir” tercipta dari percakapan antara Painter dan rekannya. Ingatkah kita dengan film karya Marvel Studio berjudul “Thor”. Superhero ini mempunyai senjata berupa palu yang mempunyai sebutan “The Hammer of God”. Dalam legenda Nordik, palu disebut “Mjölnir”. Diharapkan dengan pemberian nama tersebut, antivirus ini dapat mengatasi COVID-19 sehingga pandemi dapat segera berakhir.

Baca Juga: Tips Aman Beraktivitas Di Luar Rumah Selama Pandemi

Persediaan Molnupiravir dalam negeri sementara ini masih impor dari PT. Amorox Pharma Global yang merupakan anak perusahaan Hetero Labs Ltd. Hetero Labs Ltd., perusahaan farmasi asal India, mendapat voluntary lisencing dari Merck Sharp & Dohme (MSD) untuk produksi Molnupiravir.

Saat ini, PT. Amarox Pharma Global sedang mempersiapkan produksi Molnupiravir didalam negeri. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin:

Produksi Molnupiravir di Indonesia sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendukung penguatan kemandirian obat dalam negeri. Namun perlu diperhatikan, selain upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam penyediaan antivirus di Indonesia, tetap dihimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi sebagai salah satu upaya dalam pencegahan terpaparnya COVID-19.

*) Dosen Farmasi Stikes Banyuwangi